Selasa, 13 Juli 2010

cinta is not a game (19 orang)

CINTA

is NOT

a

GAME

Hermanjoyo

SMU Kolese De Brito Yogyakarta


Opening

Empat orang pelajar di empat tempat yang berbeda sedang melakukan ritual ‘melepaskan hasrat’ muda remaja mereka, membuang gundah - mengusir gelisah pada khayalan yang memabukan atas nama satu perempuan pujaan – Cinta. Di kamar mandi Bogi menuntaskan hasratnya dengan menggunakan sabun. Di tempat tidur Anto bergulat melepaskan resah pada guling yang diapit kedua kaki persis di selangkangannya. Dono di ruang belajar duduk di depan meja belajar dengan satu tangan menggaruk-garuk selangkangannya sambil memandangi foto seorang model yang dipegangi tangan lainnya. Sementara Jonny memacu geloranya dengan mengusap-usap seluruh tubuhnya, sambil sebelah tangannya memegangi gagang telpon di telinga. Lenguhan dan sesekali kata “Cinta” mendesis dari mulut-mulut mereka. Tapak demi setapak mereka mendaki kenikmatan ala seks swalayan tersebut. Ketika puncak-puncak itu sudah mulai mendekat kata-kata “Cinta, Cinta. Cinta, Cinta….” Semakin cepat terlafalkan dan mulai tidak beraturan. Dan kemudian berakhir pada lenguhan panjang, “Cinnntaaaaa….”

Para remaja memuja cinta

Memanah dewa-dewi asmara

Berharap jatuh dan mendekapnya dalam pelukan

Cinta menawan para remaja

Mengantar hingga langit nirwana

Segalanya tampak begitu indah dalam angan

Cinta adalah bunga-bunga

Mekar elok nan mempesona

Menggoda kumbang-kumbang datang

Mencecap manis sari-sari madu

Cinta adalah koor kumbang-kumbang

Menebar kekaguman pada bunga-bunga

Demi menancapkan sengatan jantan

Pada putik indah yang tersembunyi diantara kelopak

Bunga tersenyum malu-malu

Kumbangpun semakin penasaran dibuatnya

hingga kelopakpun tanggal satu-satu

dan bunga tertawa bahagia

Cintapun menjadi permainan

kumbang-kumbang dan bunga-bunga

Cinta menari diantara para lelaki pemujanya. Menghampiri dan berlari dari satu pelukan laki-laki ke pelukan lelaki lainnya. Sementara sebagai latar adalah para penari yang menari dengan rampak dan energik.


BABAK I

ADEGAN 1

Ruang kelas di ujung jam pelajaran terakhir. Seorang guru menerangkan dengan menggebu dan berapi-api tentang salah satu karya sastra yang bertemakan kisah percintaan klasik ala Indonesia (Siti Nurbaya). Para pelajar duduk diam di bangkunya masing-masing. Ada beberapa yang memperhatikan guru tersebut, sementara sebagian besar yang lain tidak memperhatikan; ada yang hanya mendengar sambil lalu, ada beberapa yang ngobrol sendiri, ada yang tiduran, pun ada yang tertidur beneran! Tapi guru itu tak peduli, terus saja nyerocos dengan bersemangat.

1. GURU

Kisah percintaan memang tidak pernah lekang oleh waktu. Dan meskipun kisah itu sudah setua peradaban manusia, namun tetap saja menarik, seperti gadis jelita yang selalu diangankan para jejaka. Banyak cerita terkenal bertemakan kisah percintaan. Mulai dari Romeo-Juliet sampai dengan Sampek-Engtay, Pranacitra - Roro Mendut hingga kisah ande-ande lumut.

(Beberapa murid ada yang nylekop)

2. MURID 1

AADC

3. MURID 2

hingga…

4. MURID 3

Ungu Violet

5. GURU

Semua bercerita tentang kisah asmara, laki-laki dan perempuan. Dalam kasanah sastra kita juga banyak karya yang bertemakan tentang cinta itu. Kita mengenal novel roman Siti Nurbaya. Ada yang tahu, karya siapa?

(Beberapa murid menyebut nama dengan asal sebut saja)

6. MURID 1

Sutan Takdir Alisyahbana

7. GURU

Bukan!

8. MURID 2

NH. Dini

9. GURU

Ya, salah!

10. MURID 3

Armyn Pane

11. GURU

Bukan, Ayo! Masa tidak ada yang tahu?!

12. MURID 4

Hamka

13. MURID 5

Rusli…Rusli

14. GURU

Ya, ayo. Hampir! Titik-titik Rusli

15. MURID 6

Hary Rusli

16. GURU

Ya! Kamu ngawur! Hary Rusli? (semua murid tertawa) OK! Sitti Nurbaya itu karya Marah Rusli!

17. SEMUA MURID

Ooo…Marah Rusli!

18. MURID 7

Marah Rusli itu siapa, pak?

19. MURID 1

Gimana sih kamu?! Marah Rusli aja nggak tahu!

20. MURID 7

Siapa coba?

21. MURID 1

Marah Rusli adalah seorang sastrawan terkemuka pujanggga baru. Ia lahir tanggal 7 Agustus 1889 dan meninggal pada 17 Januari 1968. Novel pertamanya adalah Sitti Nurbaya yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1922. Novel lainnya berjudul La hami terbitan Balai Pustaka tahun 1953. Anak dan kemenakan adalah novelnya yang terbit pada tahun 1956. Bukan begitu pak!

22. GURU

Ya…ya…ya…. Hebat…hebat! Kamu hebat!

23. MURID 1

Ah, biasa saja, pak!

24. GURU

Kok kamu bisa tahu banyak, darimana?

25. MURID 1

Membaca dong, pak! Kan saya baca buku ini!

26. SEMUA MURID

Huuuuu…!

27. GURU

Sudah, sudah! Biar kalian tidak buta dengan karya sastra negeri kita sendiri, kita sekarang akan membahasnya. Kita mulai dengan karya yang oleh para kritikus sastra ditempatkan sebagai karya penting dalam tonggak sejarah kesustraan Indonesia. Karya sastra yang berbentuk novel ini merupakan karya yang pertama kali menampilkan masalah perkawinan dalam hubungannya dengan persoalan adat, yang kemudian banyak diikuti oleh pengarang-pengarang Indonesia sesudahnya. Ada yang tahu apa judulnya?

(semua murid diam dan menggelengkan kepala)

28. GURU

Ya, Sitti Nurbaya itu!

(Terdengar bell berbunyi tanda usai sekolah. Namun guru tersebut masih terus melanjutkan bermonolog).

29. GURU

Ada yang tahu Sitti Nurbaya itu bercerita tentang apa?

30. MURID 5

Ya, Sitti Nurbaya to, Pak! Masa Sitti Nurbaya nggak cerita tentang kisahnya Sitti Nurbaya. Kan nggak mungkin banget gitu lho!

31. GURU

Maksudnya, kisahnya bagaimana gitu lho?

32. MURID 3

Gagal kawin, pak!

33. GURU

Benar! Sitti Nurbaya mengisahkan tentang kasih yang tak sampai. Ceritanya,

Di Padang ada salah seorang bangsawan yang cukup terkenal bernama Sutan mahmud Syah. Dia adalah penghulu yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk di sekitarnya. Ia mempunyai putra bernama Samsulbahri, anak tunggal yang berbudi dan berperilaku baik. Bersebelahan dengan rumah Sutan Mahmud Syah, tinggal seorang saudagar kaya bernama Baginda Sulaiman. Putrinya, Sitti Nurbaya, juga merupakan anak tunggal keluarga kaya raya itu.

(Para murid hanya saling berpandangan gelisah, tidak ada yang berani menginterupsi sang guru. Beberapa siswa sudah mulai merapikan buku pelajarannya dan mulai memasukkannya ke dalam tas, tapi guru itu terus melanjutkan pelajaran).

34. GURU

Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga, hubungan antara kedua keluarga itu berjalan dengan baik. Begitu pula hubungan antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Sejak anak-anak hingga remaja, hubungan mereka sangat dekat. Apalagi keduanya belajar di sekolah yang sama. Bisa ditebak hubungan merekapun berkembang menjadi hubungan cinta.

(Tiba-tiba seorang siswa mengangkat tangan. Oleh sang guru dikira akan bertanya, tetapi murid itu hanya mengingatkan kalau pelajaran telah selesai).

35. GURU

Ya, ada pertanyaan?

36. MURID 4

Maaf pak, sudah bell!

Akhirnya guru itu tersadar.

37. GURU

Oh, sudah bel ya?

Seorang murid menyeletuk

39. MURID 5

Sudah dari kemarin, pak!

(Tapi Guru itu tidak mempedulikannya. Ia masih memberikan kata penutupnya).

40. GURU

Baik, anak-anak! Kisah percintaan, kapanpun dan dimanapun memang selalu menarik dan seringkali menjadi inspirasi terlahirnya sebuah karya besar seperti novel Sitti Nurbaya itu. Kita lanjutkan pertemuan yang akan datang! Selamat siang!

Guru itu kemudian berlalu dari kelas. Ketika Guru itu sampai di dekat pinyu terdengar celetukan seorang murid lagi.

41. MURID 6

Hari gini, ngomong Sitti Nurbaya!


ADEGAN 2

Setelah pelajaran selesai, para pelajar itu tampak lega, dan kembali menunjukkan gairah muda mereka. Beberapa langsung berkemas dan meninggalkan kelas, beberapa yang lain saling menghampiri meja temannya, mengucapkan beberapa dialog kepada teman dan kemudian pergi. Beberapa masih bergerombol dan bertahan di kelas itu.

42. JONY

Kemana lu, man?

43. BOGI

Iya nih, anak! Ngapain sih buru-buru?

44. ANTO

Biasa! Setiap pulang sekolah dia kan kudu piket!

45. JONY

Ya, ampun! Lu masih betah sama gadis silikon itu?!

46. DONO

Biarin! Nggak usah sirik kamu! Yang penting kan punya pacar! Daripada kamu?

47. JONY

Kalo gue mau, sepuluh gadis silikon seperti punya lu bisa gue renteng!

48. DONO

Ah, omong doang kamu! Nyatanya sampai sekarang ga satupun ada yang mau!

49. ANTO

Bener, Don! Jony emang payah! Mending kamu!

50. JONY

Sorry ya! Gue emang nggak mau! Ngapain pacaran kalo cuman jadi tukang ojek! Antar jemput tiap hari! Lu itu cuman dimanfaatin bego!

51. DONO

Terserah kamu mau omong apa! Yang penting aku suka dan aku mau! Aku cabut dulu!

52. JONY

Hati-hati! silikonnya bisa bikin tetanus!

Dono tidak membalas, hanya mengacungkang jari tengahnya ke arah Jony.

53. BOGI

Ke game-net yuk!

54. ANTO

Nih anak kerjaannya ngegame melulu! Inget nilai kamu itu sudah ancur, tahu!

55. BOGI

Kamu nggak usah nyinggung-nyinggung nilai deh Tok, malas gue!

56. ANTO

Kamu itu udah bego, males lagi! Makanya remidi terus!

57. BOGI

Semalem gue ludes! Kalah abis! Pinjem uang dong buat makan?!

58. JONY

Kalah aja Lu ngomong! Giliran menang, diem aja! Udah lebih baik kalian ikut gue aja!

59. BOGI

Nggak ah, gue kudu nebus kekalahan semalem!

60. ANTO

Kamu gimana sih?! Makan aja ngutang, mau ngegame!

61. BOGI

Kalo buat ngegame sih, aku masih ada uang! Tapi jatah untuk makan itu yang emang udah habis!

62. JONY

He, Bogem! Daripada lu ngutang-ngutang buat makan, mending duit yang lu pakai ngegame buat makan, bego! Lagian, Lu bukannya mau nebus! Tapi cuman mau setor tahu! Daripada kalah melulu dan uang abis, mending ikut gue aja! Ya kan, Tok!

63. ANTO

Kamu itu sama aja! Teler aja kerjaannya! Nggak! Aku mau ngerjain tugas! Mending kalian ikut aku aja, ngerjain tugas biologi di rumahnya Dina!

64. BOGI

Ah, tugas biologi apa biologis?

65. ANTO

Kampret! Dasar otak kotor!

Dina datang menghampiri kelompok itu.

66. DINA

Gimana, Tok? Nanti sore jadi ke rumah kan?!

67. JONY

Ehm!…ehm! Ngerjain tugas biologis ya, Din! Gue mau dong!

68. BOGI

Ngikuuut!

69. DINA

Ih, ngeres otak kalian! Gimana, Tok?

70. ANTO

Oke! Jam empat ya!

71. JONY

Wah, rumah pas sepi, nih! Boleh dong ngikut!

72. DINA

Eh, Jontor! Kalau ngomong pake otak ya!

73. JONY

Lu salah, Din! ngomong itu pake mulut, bukan pake otak! Ih, sensi banget, gitu aja marah!

74. DINA

Aku duluan! Jangan lupa, aku tunggu dirumah!

(Dina kemudian pergi meninggalkan mereka)

75. BOGI

Sudah, Tok! Tembak aja lagi! Dina naksir kamu tuh!

76. ANTO

Eh, Bogem! Jangan ngaco ya! Dina itu sudah punya pacar tau!

77. JONY

Emang kalo punya pacar kenapa? Kalo Lu emang minat and demen ama dia sikat aja! Soal pacarnya urusan belakang!

78. ANTO

Aku nggak minat! Sorry, nggak selera!

79. BOGI

Ah, kamu! bilang nggak minat, tapi jadi bahan di kamar mandi. Iya khan, ngaku aja lah!

80. ANTO

Ya nggak mungkinlah! Masa teman sendiri jadi materi onani!

81. BOGI

Lantas siapa dong?!

Cinta melintas di depan kelas.

82. JONY

Hai, Cinta! Mau pulang ya… boleh dong nganterin! Kok cuek sih!

83. BOGI

Gila, mantap bok! Jangan-jangan dia, Tok!

84. ANTO (agak malu)

Nggak ah! Ngaco aja kamu!

85. JONY

Cinta! Gimana menurut kalian?

86. ANTO

Maksudnya?

87. BOGI

Ala… jangan berlagak bego kamu! Laki-laki mana sih yang ngga naksir sama Cinta! Tongkrongannya keren, body oke! Hanya laki-laki bodoh yang nggak minat sama dia!

88. JONY

Gue ngebayangin aja sudah…ah!

89. ANTO

Jadi, Cinta yang jadi bahan lu?

90. BOGI

Pantas aja kasur lu banyak petanya!

91. JONY

Gue paling puas kalo ngebayangin dengan Cinta!

92. ANTO

Jangan-jangan kamu juga, Bog?

93. BOGI

Kalo aku sih, kadang-kadang!

94. ANTO

Kalian memang otak kotor!

95. BOGI

Kamu sendiri?

96. JONY

Nggak usah munafik lah! Kamu juga kan?!

97. ANTO

Aku emang nggak pengalaman, tapi sebagai laki-laki, aku kan juga nggak bodoh-bodoh amat! Kok, bisa ya?! Kita bertiga mengimajinasikan cewek yang sama! Jangan-jangan semua cowok di kelas bahkan di sekolah ini, termasuk Pak Sastro kali ya! menjadikan Cinta sebagai obyek fantasi seksual?!

98. BOGI

Akhirnya ngaku juga, kalo kamu juga sering melakukan seks ala swalayan!

99. ANTO

Ralat! Bukan sering, hanya sesekali!

100. JONY

Kalo gue sih nggak kaget lagi. Wajarlah cowok seusia kita melakukan onani. Kalo ada yang belum melakukan itu malah yang nggak wajar!

101. BOGI

Kirain kamu bersih!

102. ANTO

Sesekali boleh kan! Tapi yang pasti tidak maniak seperti kalian. Tiga kali sehari kayak minum obat aja!

103. JONY

Cinta! Apa gue jatuh cinta ya!

104. BOGI

Jawabnya? Tidak! Kamu cuman nafsong ama dia!

105. JONY

Okelah, katakan gue emang nafsu ama dia! Tapi jujur baru kali ini gue ngerasain dada gue berdesir dan berdetak lebih cepat daripada biasanya ketika ngeliat dia!

106. ANTO

Terus ngapain?

107. JONY

Bantuin gue dapetin dia dong!

108. BOGI

Nggak bisa! Enak aja lu!

109. JONY

Kenapa? Lu naksir juga?!

110. BOGI

Harus kuakui, ya!

111. ANTO

Ha…ha…(tertawa)

112. BOGI

Jangan ngetawain!

113. ANTO

(masih tertawa)

Nggak nyangka aja, kalian…ha…ha….

114. JONY

Lu, sendiri gimana Tok? Jangan-jangan Lu juga!

115. ANTO

Aku tidak yakin! Tapi seandainya harus memilih Cinta atau Dina, aku lebih berselera sama Cinta!

117. BOGI

Ah, bertele-tele kamu! Bilang aja kamu juga demen ama Cinta!

118. ANTO

Ya! Aku demen ama Cinta!

119. JONY

Oke! gue suka ama Cinta, Bogi juga seneng, dan Lu, Tok! Lu juga demen! Jelas gue nggak mau ngalah dan ngelepas Cinta begitu saja! Kalianpun gue pikir demikian. Bagaimana kalau kita bersaing untuk mendapatkan Cinta?

120. ANTO

Aku setuju! Tapi harus fair!

121. BOGI

Sepakat! Biar lebih ramai lagi dan sebagai jaminan kalau salah satu diantara kita mendapatkannya dan yang lain menerima secara iklas, gimana kalo kita bertaruh?! Duit taruhan itu adalah bukti keiklasan kita menerima kekalahan dan sekaligus sebagai bentuk dukungan bagi yang memenangkannya. Aku bertaruh lima ratus ribu?

122. ANTO

Dasar otak penjudi!

123. JONY

Oke! gue ngikut! Dan biar lebih seru lagi kita batasi waktunya. Gimana Tok?

124. ANTO

Kalian emang gila!

125. BOGI

Kalo kamu nggak ikut berarti hak kamu mendapat Cinta hangus!

126. ANTO

Apa boleh buat! Daripada Cinta jatuh dalam pelukan buaya tak bermoral seperti kalian!

127. JONY

Ok. Deal! Satu minggu, satu bulan, tiga bulan?

128. ANTO

Tiga bulan!

129. BOGI

Terlalu lama! Satu minggu!

130. JONNY

Terlalu cepat! Gimana kalo tiga minggu?

131. BOGI

Gimana, Tok? Tiga minggu, berani nggak kamu?!

132. ANTO

Siapa takut?! Terserah kalian aja!

133. JONY

Ok! Deal ya! Dalam tiga minggu siapa yang mendapatkan Cinta dapet satu setengah jt!

Mereka bertiga saling menepukkan tangan masing-masing, sebagai tanda kesepakatan dan sekaligus mencerminkan keakraban mereka bertiga.

Fade Out


BABAK II

ADEGAN 1

Rumah Dina siang menjelang sore hari. Dina sedang berduaan dengan pacarnya, Gatot, di teras depan rumahnya. Suasana rumah yang sepi karena orangtua Dina belum pulang dari bekerja coba dimanfaatkan Gatot dengan sebaik-baiknya untuk merayu dan mencumbu Dina. Tapi Dina tampak sungkan dan cenderung agak menolak.

134. GATOT

Kok sepi Din, pada kemana?

135. DINA

Biasalah, kalo siang gini emang sepi. Bokap nyokap baru sorean pulangnya. Iwan, tahu ngelayap kemana?!

136. GATOT

Wah, tahu gitu pulang sekolah mending kesini deh!

137. DINA

Yee, maunya! Awas kamu kalo berani macem-macem!

138. GATOT

Emang aku pernah macem-macem! Nggak usah dimacem-macemin aja kamu akan minta sendiri kok!

139. DINA

Nanti sore aku ada janjian mau gerjain tugas biologi!

140. GATOT

Sama siapa?

141. DINA

Nggak penting kan sama siapa?

142. GATOT

Jelas penting dong! Kamu kan pacar aku! jadi aku berhak tahu kamu dengan siapa saja!

143. DINA

Ya sih! Tapi kita kan cuman mengerjakan tugas sekolah. Masa segitunya sih?!

144. GATOT

Terserah kamu deh!

(Gatot pindah tempat duduk mendekati Dina)

145. DINA

Kamu nggak cemburu kan?

146. GATOT

Tergantung siang ini aku dapet apa!

147. DINA

Oke! Mau susu?!

148. GATOT

Cukup setimpal.

149. DINA

Anget atau dingin?

150. GATOT

Emang ada susu dingin?

151. DINA

Pakai es lah!

152. GATOT

Referensi kamu banyak juga ya?

153. DINA

Referensi apaan? Mbuat susu dingin kan nggak usah pakai referensi. Buat aja susu di gelas terus ditambahin es.

154. GATOT

Kirain susu yang itu…

155. DINA

Ih, ngeres kamu! Hati-hati ‘the Devils comes with small steps’.

156. GATOT

(mencuri cium di pipi Dina dengan cepat)

Dia sudah mengambil langkah kedua!

157. DINA

Gatot, apaan sih! Aku nggak suka kalo kamu gitu!

157. GATOT

Aku nggak dapet kalo aku nggak gini!

158. DINA

Jangan diulangin lagi! Kalo ketahuan orang malu kan!

159. GATOT

Mana, nggak ada yang ngeliat kok!

(mau mencium lagi)

160.DINA

Eit! Stop!

161.GATOT

Ayolah, Din! Aku baru horny nih! Lagian kan sepi!

162.DINA

Nih!

(Dina mengulurkan tangannya)

163.GATOT

Masa cuman tangan sih?!

164.DINA

Aku lagi nggak mood! Nggak pengin! Susunya jadi nggak?!

165.GATOT

Nggak usah! Kalo cuman susu pakai es!

166.DINA

Gatot, sayang! Lain waktu aja yah! Sekarang minum susu aja ya…

167.GATOT

Nggak ah! Males! Malam minggu, Banu temen kelasku ultah. Kita diundang di villanya di kaliurang. Kamu ikut ya?

168.DINA

Siapa aja yang datang?

169.GATOT

Biasa teman-teman kelas and his gank.

170.DINA

Aku tidak yakin diijinin sama bokap-nyokap.

171.GATOT

Ya, gimana caranyalah!

172.DINA

Lihat nanti aja deh! Sudah, kamu pulang dulu sana! Aku mau nyiapin materi untuk tugas biologi nih!

173.GATOT

Ya sudah! Pokoknya usahin malem minggu kamu ikut ya! Pleaselah!

174.DINA

Aku nggak janji! Lihat aja besok!

175.GATOT

Ok! Aku pulang dulu!

(ia kembali mencuri cium di pipi Dina).


ADEGAN 2

Di pinggir lapangan basket sekolah. Bogi dan Dono sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ekskul sore hari itu. Mereka duduk di kursi di pinggir lapangan basket berganti pakaian dan memakai sepatu basket mereka.

176.BOGI

Don, minta tolong dong!

177.DONO

Minta tolong apaan?

178.BOGI

Pacarmu kan temen sekelas Cinta!

179.DONO

Terus ngapain? Kamu, naksir sama Cinta?

180.BOGI

Ehm, begitulah! Tanyain dong ama pacarmu gimana Cinta. Apa aja yang dia senengin, trus dimana rumahnya, mintain juga dong nomer Hpnya!

181.DONO

Kalo itu sihh bukan minta tolong lagi! Ngrampok tau!

182.BOGI

Ayolah, Don! Masa sama teman nggak mau bantu! Soal komisi beres deh!

183.DONO

Berani bayar berapa kamu?

184.BOGI

Kamu nggak usah khawatirlah, kayak nggak kenal siapa Bogi! Semakin lengkap dan detail informasinya semakin besar deh komisinya! Kalo besok dapet infonya, malemnya aku ajak dugem deh!

185.DONO

Beneran nih?

186.BOGI

Masa kamu, nggak percaya ama Bogi sih?!

187.DONO

Ok! Kalo gitu beres deh!

(terdengar suara peluit)

188.DONO

Yuk, kita main!

BLACK OUT


ADEGAN 3

Ruang tamu rumah Dina, sore hari. Dina dan Anto sedang berdiskusi mengerjakan tugas biologi. Rumah masih sepi, kedua orangtua Dina belum pulang dari kerja.

189.ANTO

Oke, Din! Sudah kelar!

190.DINA

Siip! Biar nanti malem aku yang ketik! Minum dulu, Tok! Kamu nggak buru-buru kan?

191.ANTO

Nggak sih! Kok bapak-ibumu jam segini belum pulang, Din?

192.DINA

Tadi telpon, katanya mereka mau mampir dulu di rumah tante.

193.ANTO

Oo! Eh, Din! aku mau nanya soal cewek, boleh kan?

194.DINA

Tanya apaan?

195.ANTO

Apa sih yang biasanya disuka cewek dari cowok?

196.DINA

Apa ya? Gentleman! Aku pikir itu. Nggak harus cakep sih, kalo dapet yang cakep syukurlah! Tapi biasanya cewek nggak begitu mempersoalkan tampang kok! Itu yang membedakannya dengan cowok! Kalo cowok, fisik kan yang pertama kali dilihat! Fisiklah yang pertama kali dipertimbangkan cowok sebelum memacari seorang cewek! Cewek itu juga suka sama cowok yang perhatian!

197.ANTO

Kalo cewek didekati cowok?

198.DINA

Bangga, jelas dong! Meskipun belum tentu cewek itu suka sama si cowok! Dan cewek akan merasa seneng banget kalo cowok yang pdkt adalah cowok yang memang diharapin!

199.ANTO

Cewek tuh seneng pdkt yang gimana? Lewat surat, sms, telpon, atau ketemu langsung?

200.DINA

Ya, tergantung! Kalo aku sih suka ama cowok yang menulis surat dulu ke aku! Sensasinya gimana gitu? Daripada yang langsung main srobot saja, tiba-tiba datang ke rumah! Cowok yang suka menulis itu biasanya romantis!

201.ANTO

Kalo Gatot?

202.DINA

Yang kedua, langsung main srobot! Tapi ya apa boleh buat? Masa tampang cowok seperti dia dilewatkan begitu saja!

203.ANTO

Berarti…?

204.DINA

Ya! Tidak ada artinya! Tapi kalo mau jujur sih, aku tidak begitu seneng. But, gengsinya aja yang aku dapet pacaran ama dia!

205.ANTO

Jadi, kamu sebenarnya nggak cinta sama Gatot?

206.DINA

Kalo suka-sukaan, ya! Kalo cinta, rasanya belum deh! Tapi kan cewek begitu! Yang penting terima dulu, soal cinta belakangan! Cewek kan biasanya menganggap kalo cinta akan tumbuh dengan sendirinya seiring perjalanan waktu.

207.ANTO

Berarti kalo ada cowok lain yang nembak kamu, ada kemungkinan dong kamu berpaling dari Gatot!

208.DINA

Tergantung! Aku suka sama dia atau tidak. Sebenarnya sih, saat ini aku sedang naksir cowok lain. Tapi, nggak tahulah! Keliatannya cowok itu nggak tahu kalo aku naksir dia.

209.ANTO

Gila kamu, Din! Boleh tau nggak, siapa?

210.DINA

Rahasia dong!

211.ANTO

Kalo kamu pacaran biasanya ngapain? Boleh dong pengin tau, aku kan belum pernah.

212.DINA

Biasalah, ngobrol aja.

213.ANTO

Masa cuman ngobrol aja?

214.DINA

Terus mau ngapain?

215.ANTO

Ciuman gitu ngga pernah?

216.DINA

Ya, kalo cuman ciuman pernah sih! Pacaran nggak ciuman itu nggak afdol! Paling diantara tahap KNPI baru K doang!

217.ANTO

Apa KNPI?

218.DINA

Masa KNPI kamu nggak tau? Kissing, Necking, Petting, Intercourse atau ML

219.ANTO

Emang ada anak SMA yang pacaran sampai ML?

220.DINA

Sebentar, Tok! Kamu emang belum pernah nyium atau dicium cewek?

221.ANTO

Pacaran aja belum pernah!

222.DINA

Kamu 17 tahun, belum pernah mencium atau dicium cewek?

223.ANTO

Emangnya kenapa? Nggak dosa kan?!

224.DINA

Ya nggak sih cuman…!

225.ANTO

Pernah sih, ibuku atau nenekku! Tapi yang sering malah nenek!

226.DINA

Itu sih bukan cewek!

227.ANTO

Tapi mereka kan juga perempuan!

(Dina hanya tersenyum)

228.ANTO

Wah, sudah gelap, Din! Aku pulang dulu ya! Besok kita ketemu lagi di sekolah! Jangan lupa tugasnya diketik lho! Ma kasih ya untuk obrolannya!

229.DINA

Sering aja main kemari!

230.ANTO

Kapan-kapan aku main lagi. Pamit dulu, Din!

Anto berjalan keluar, Dina mengikuti di belakangnya. Sampai di depan pintu Dina mencium pipi Anto dari belakang. Anto sangat terkejut, ia terdiam dan berdiri mematung untuk beberapa saat. Dina hanya tersenyum.

BLACK OUT


ADEGAN 4

Depan rumah Cinta malam hari. Jony celingukan mencari dan memastikan bahwa alamat itu adalah benar rumah Cinta. Akhirnya Jony menghampiri rumah itu untuk mengetuk pintu. Tapi sebelumnya ia memompa keberaniannya dengan menenggak botol terlebih dahulu. Ketika memutuskan berangkat mencari rumah Cinta, dari rumah kostnya dia sudah minum minuman berakohol itu. Beberapa saat setelah pintu diketok, pintu itu terbuka, dari dalam keluar seorang laki-laki bertubuh besar dan kekar yang adalah bapaknya Cinta. Jony semakin keder dan semakin bertambah tegang.

231.JONY

Maaf, Oom! Apakah disini benar rumah Cinta?

232.BAPAK CINTA

Ya, benar! Kamu siapa?

233.JONY

Saya temannya Cinta, Oom!

234.BAPAK CINTA

Terus mau apa?

235.JONY

Apakah Cintanya ada, Oom?

236.BAPAK CINTA

Kalau ada mau apa?

237.JONY

Saya mau ketemu, Oom!

238.BAPAK CINTA

Kamu sekolah ngga?

239.JONY

Ya, sekolah Oom!

240.BAPAK CINTA

Tahu sekarang jam berapa?

241.JONY

Jam delapan, Oom!

242.BAPAK CINTA

Cinta sedang belajar, tidak bisa ditemui!

243.JONY

Tapi, Oom…

244.BAPAK CINTA

Kamu sekolah kan? Pulang dan belajar! Sekarang bukan waktunya kelayapan!

Bapak Cinta menutup pintu dengan keras. Jony hanya tertegun diam di depan pintu yang tertutup. Ia kembali mengambil botol dari dalam tasnya dan menenggaknya lagi. Kemudian ngeloyor pergi dengan berbagai makian keluar dari mulutnya.

FADE OUT


BABAK III

ADEGAN 1

Ruang kelas. Pelajaran sastra pada jam sebelum istirahat. Guru melanjutkan kisah tentang Sitti Nurbaya.

245.GURU

Hubungan antara Sitti Nurbaya dan Samsulbahri yang terjalin sejak kanak-kanak telah menumbuhkan benih-benih asmara diantara keduanya. Sayangnya, perasaan tersebut baru mereka sadari ketika Samsulbahri akan berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya. Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya di Padang, berusaha menjatuhkan Baginda Sulaiman. Ia menganggap Baginda Sulaiman adalah saingannya yang harus disingkirkan, disamping rasa iri hati melihat harta kekayaan ayah Sitti Nurbaya itu. Ia pun menyuruh anak buahnya untuk membakar dan menghancurkan bangunan, toko-toko, dan semua harta kekayaan Baginda Sulaiman. Akal busuk datuk Meringgih berhasil.

Terdengar bel tanda istirahat.

246.GURU

Bagainda Sulaiman pun jatuh miskin. Namun, ia tidak menyadari bahwa sesungguhnya kejatuhannya itu akibat perbuatan licik Datuk Meringgih. Oleh karena itu tanpa prasangka apa-apa, ia meminjam uang kepada orang yang sebenarnya akan mencelakakan dirinya. Pucuk dicinta ulampun tiba, bagi Datuk Meringgih memang itulah yang diharapkannya. Rentenir yang kikir dan tamak itu kemudian meminjamkan uang kepada Baginda Sulaiman dengan syarat harus dilunasi dalam waktu tiga bulan.

Pada saat yang telah ditetapkan, Datuk Meringgih pun datang menagih janji. Malang bagi Baginda Sulaiman, ia tidak dapat melunasi hutangnya. Tentu saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan ia mengancam akan memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya.

247.MURID 4

Pak, sudah bel pak!

248.GURU

Ya! Kita lanjutkan kisahnya pada pertemuan berikutnya!

249.MURID 5

Wah, kayak sinetron aja! Bersambung….

Guru itu kemudian keluar dari ruang kelas, disusul para murid yang berebut berhambur keluar kelas duluan.

ADEGAN 2

Ruang Kelas. Jam istirahat. Bogi, Anto, Jony sedang berkumpul membahas tentang permainan mereka.

250.BOGI

Yes! Aku sudah dapet nomor HP Cinta!

251.JONY

Kasih dong nomornya!

252.BOGI

Ngga bisa! Kalo aku kasih kita nggak saingan dong! Sesama pesaing dilarang bekerjasama! Makanya usaha, jangan cuman teler mlulu!

253.JONY

Oke! Oke! Gue juga udah dapet alamat rumah Cinta.

254.BOGI

Apa? Kamu sudah tahu alamatnya?

255.JONY

Nggak cuman itu, gue juga tahu persis letak rumahnya!

256.BOGI

Gila, cepet juga kerja kamu ya!

257.JONY

Biasalah, otak cerdas! Dan Lu pasti nggak percaya kalo gue bilangin gue udah pernah dateng ke rumahnya?

258.BOGI

Ngibul kamu! Nggak mungkin! Aku nggak percaya!

259.JONY

Terserah Lu! Tapi itulah faktanya!

260.BOGI

Nggak percaya! Dimana coba rumah Cinta?

261.JONY

Nggak percaya banget sih, Lu sama gue! Alamat rumah Cinta tuh, TR V No 19 RT 7 RW 20.

262.BOGI

Mana? Jangan asal sebut kamu!

263.JONY

Gue itu sudah ke rumahnya, bogem! TR V No 19 RT 7 RW 20. Lu tahu ASMI kan, itu ke utara, mentok belok kiri. Nah, ada pos ronda. Dua rumah sebelah barat dari pos ronda. Cat rumahnya warna ijo!

264.BOGI

Hebat, hebat! Kamu emang hebat, Jon!

265.JONY

Ah, biasa aja! Kayak gitu sih kecil buat gue!

266.BOGI

Ma kasih, Jon! kamu emang baik, sudah ngasih tahu alamat rumah Cinta!

267.JONY

Siapa yang ngasih tahu!

268.BOGI

Barusan!

269.JONY

Semprul, lu njebak gue ya! Kalo gitu gantian, mana nomor HP Cinta?

270.BOGI

Nggak bisa! Saingan tetap saingan!

271.JONY

Lu kan sudah aku kasih tahu alamatnya.

272.BOGI

Aku kan nggak minta! Kan kamu sendiri yang ngasih tahu!

273.JONY

Sialan! Kecolongan gue!

274.BOGI

Makanya, jadi anak jangan teler melulu! Bikin otak lu bloon!

(Bicara kepada Anto yang sedari tadi duduk di meja sambil tersenyum mendengarkan pembicaraan Jony dan Bogi)

Hei, kampret alim! Gimana, kamu?

275.JONY

Lu, ngetawain gue ya!

276.ANTO

Nggak! Aku cuman mau bilang terima kasih sudah memberitahu alamatnya Cinta! Aku sudah mencatatnya disini!

277.JONY

Sialan! Dasar kampret licik!

278.BOGI

Goblok! (memukul kepalanya sendiri) Mana tadi alamat Cinta? TR… sialan lupa! Tok, pinjem catatanmu, dong!

279.ANTO

Sorry, ya! Dilarang bekerjasama antara sesama pesaing!

280.BOGI

Kamu, kan dapetnya karena aku!

281.ANTO

Nggak! Aku dapet karena aku pake otak!

282.BOGI

Sialan!

283.JONY (tertawa)

Kasihan deh lu! Ternyata otak udang juga lu, ya!

284.ANTO

Oya, Bog! Nih HPmu! Ma kasih ya! Keliatannya ada sms masuk lho! Siapa tau dari Cinta?

285.BOGI

Kok, HPku ada di kamu sih?!

286.ANTO

Tadi pagi kan aku sudah bilang pinjem!

287.BOGI

Jangan-jangan kamu liat nomor Hpnya Cinta!

288.ANTO

Kebetulan aja sih, ketika aku tadi sms ternyata ada nomornya Cinta. Ya aku liat aja! And sudah masuk di catatan!

289.BOGI

Brengsek! Aku juga kecolongan kancil kampret ini, Jon!

290.JONY

Kampret satu itu memang cerdik! Cerdas dan licik!

291.BOGI

Kamu, curang ya!

292.ANTO

Siapa yang curang?! Aku kan hanya membuka mata dan telinga plus sedikit pakai otak!

Gatot, pacar Dina, datang menghampiri mereka.

293.GATOT

Kalian tau Dina, nggak?

294.ANTO

Ngga liat tuh! Ke kantin kali!

295.JONY

Awas! Nanti lepas lho!

296.BOGI

Biasanya, kalo istirahat kalian kan mojok di kantin!

297.GATOT

Sedang pada ngapain?

298.JONY

Inilah enaknya ngejomblo! Bisa ngobrolin cewek manapun tanpa ada resiko di putus!

299.GATOT

Jomblo aja bangga!

300.BOGI

Biarin! Yang penting kan nggak perlu piket setiap saat! Atau kudu mencari-cari seperti kamu waktu istirahat!

301.GATOT

Apaan, Tok?! Senyam-senyum! Dapet gebetan baru ya!

302.ANTO

Belum, tapi hampir!

303.BOGI

He! Kampret! Dapet alamat rumah serta nomor HP bukan berarti kamu hampir menang! Jalan masih panjang, man!

304.JONY

Iya, nih! Kampret satu ini! lagaknya sudah kayak pemenang aja! Lu, itu baru menang satu langkah

305.ANTO

Kalian salah! Dua point yang aku dapet itu, cuma-cuma kuperoleh dari ketololan kalian. Jangan lupa, akupun juga punya langkah pertama! Tadi pagi aku sudah mengirimkan surat cintaku yang pertama kepada Cinta!

306.GATOT

Cinta? Jadi kamu naksir Cinta tok? Ngaca deh! Oo… jadi kalian ini sedang ngebahas Cinta ya? Kok ada kata-kata pemenang segala? I know! Ceritanya kalian sedang taruhan ngrebutin Cinta ya! Boleh nggak aku ngikut?!

307.JONY

Sorry, Tot! Ini hanya untuk kaum jomblo!

308.BOGI

Lagian, Dina mau kamu kemanain?

309.GATOT

Lho, katanya cuman permainan! Just a game, man! Berapa taruhannya? Kalo aku ikut taruhannya kan jadi tambah gede!

310.JONY

Terserah. Lu! Pokoknya kita sudah ngingatin! Kalo terjadi apa-apa dengan hubungan Lu ama Dina, kita nggak tanggung jawab!

311.ANTO

Tot, kamu jangan main-main! kamu mending nggak usah ngikut aja deh! Gimana kalo Dina tau?

312.GATOT

Jangan khawatir! Nanti kalo ketahuan, Dina aku kasih buat kamu!

313.BOGI

Kalo kamu mau ikut, mesti bertaruh satu juta! Meski kami bertiga masing-masing bertaruh lima ratus ribu! Kalo nggak mau mending kamu nggak usah ikut!

314.GATOT

Nggak adil dong! Masa aku harus bertaruh satu juta sendiri!

315.BOGI

Ya udah, kalo kamu nggak mau, nggak usah ikut!

316.GATOT

Oke, Deh! Aku ikut! Aku akan dapetin Cinta dan uang kalian! Deal!

317.BOGI

Oke, deal!

BLACK OUT


BABAK IV

ADEGAN 1

Diskotek suatu malam. Tampak suasana hingar-bingar dan musik yang berdentum. Para pengunjung yang datang turun melantai mengikuti dentuman musik yang mengalun. Selang beberapa saat penari-penari seksi keluar untuk menggelar tariannya. Para pengunjung pun sebagian besar menghentikan aktifitas melantai mereka, menikmati tarian itu. Tapi ada beberapa yang sambil menikmati sajian para penari, juga turut bergoyang. Setelah tarian selesai, para penari kembali masuk. Para pengunjungpun ada yang kembali melantai dan ada yang kemudian duduk menempati meja-meja di diskotek itu.

Di salah satu sudut ruang, Jony duduk suntuk dengan ditemani segelas minuman keras. Seorang perempuan mendekati dan merayunya. Kemudian merekapun keluar sambil berpelukan. Di sudut lain Bogi yang ditemani Dono tampak mabuk berat. Bogi masih terus meminta pil yang memabukan itu, Dono mencoba mencegahnya!

318. BOGI

Don, gue minta lagi dong!

319.DONO

Nggak, kamu itu sudah kelewat teler!

320.BOGI

Please, Don! Satu lagi aja deh!

321.DONO

Tahu gini, aku ogah kesini!

322.BOGI

Lu, nggak friend, Don! (mencoba merebut)

323.DONO

Kamu, itu laki-laki Bog! Ditolak gitu aja, kayak layangan putus tali!

324.BOGI

Gue belum kalah! Gue belum kalah! Gue nggak mau kehilangan duit gue!

325.DONO

Berapa sih, lima ratus ribu aja kamu bela-belain sampai kayak gini!

326.BOGI

Ini bukan melulu soal lima ratus ribu, Don! Ini soal harga diri! Gue nggak nyangka temen-temen gue pada curang, main belakang!

327.DONO

Kamu, kayak nggak tau gimana orang taruhan aja! Main belakang kan wajar! Bahkan segala carapun halal untuk memenangkan pertaruhan.

328.BOGI

Mana, Jony?! Gue pingin hajar dia! Lu, Jony kan? Sini gue kasih bogem gue! (mencoba memukul orang yang ada di dekatnya, Dono menghalaunya. Kemudian Dono menyeret Bogi keluar)

329.DONO

Udahlah! Mending kita cabut aja!

BLACK OUT


ADEGAN 2

Cinta sedang duduk di sebuah Caféshop pada suatu sore, menunggu Gatot yang sejak tadi tak kunjung datang. Setelah beberapa saat Gatot muncul.

330.GATOT

Ada yang bisa saya bantu, non?

331. CINTA

Iya, tolong dong tagihin janji orang yang katanya mo dateng jam tiga!

332.GATOT

Duh, Cinta sorry, ya! Tadi ban motorku bocor. Mo ngasih tau…eh… Hpku abis baterainya.

333. BARISTA

Selamat sore, silakan…

334. GATOT

Aduh! Aku jadi tambah ngga enak nih! Kamu dari tadi belum pesen apa-apa ya?

335. CINTA

Nggak pa-pa kok!

336. GATOT

Eee… menu yang spesial buat cewek spesial apa ya, Mas?

337. BARISTA

Coba aja lihat menu dinginnya, Mas. Pasti nonanya jadi segar lagi deh!

338. GATOT

Jadi nona cantik mau pesen apa?

339.CINTA

Ah, Mas Gatot. Udah deh! Aku ngga ngambek kok! Mas, aku pesen milk shake strawberry tapi esnya dikit aja!

340. BARISTA

Oke! Lalu mas…

341. GATOT

Aku capucino reguler yang hot ya, Mas!

342. BARISTA

Sip! Ditunggu ya, Mas dan Non!

343. GATOT

Minggu ini Cinta banyak ulangan ya?

344. CINTA

Iya Mas! Tapi lagi ngga konsen nih! Abis sebel!

345.GATOT

Lho, emang kenapa?

346.CINTA

Percaya nggak, seminggu ini ada dua cowok yang main tembak aja ke Cinta! Padahal minggu sebelumnya juga ada. Gara-gara itu Cinta kan jadi nggak bisa konsen di ulangan. Bikin pusing aja… Emang cowok sukanya gitu, ya? Belum apa-apa sudah main tembak!

347.GATOT

Kalo Cinta nggak suka, kenapa mesti dipusingin?!

348.CINTA

Aneh aja, Mas. Kok tiba-tiba ada kejadian kayak gini yang hampir bersamaan. Tapi lucu juga sih! Ada yang tampangnya aja Cinta nggak tahu kayak apa, tiba-tiba nulis surat gitu. Ee, di suratnya yang ketiga ngomong kalo dia mau jadi pacar aku! Gila nggak tuh! Nggak gentle banget gitu loh!

349.GATOT

O ya? Trus kamu gimana?

350.CINTA

Ya sudah, Cinta cuekin aja! Kenal aja nggak!

351.GATOT

Iya juga ya! Yang dua lagi Cinta kenal?

352.CINTA

Yang satu gara-gara sering ngisengin Cinta! Sukanya manggil-manggil gitu deh. Eh, tahu-tahu nembak Cinta, maksa lagi! Ya, jelas Cinta tolak dong!

353. GATOT

Nekad banget sih tuh cowok!

354. CINTA

Yang satunya lebih parah lagi! Terus-terusan SMS Cinta, Nggak pagi, nggak siang, nggak malam sms terus! Pake misscall-misscall lagi! Ujung-ujungnya sama, nembak juga! Heran deh, cowok kok gampang banget sih ngomong cinta?!

355.GATOT

Ah, nggak semua cowok kok! Aku boleh nanya nggak? Emang Cinta belum pengen pacaran?

356.CINTA

Ehm, gimana ya? Pengen sih pengen, tapi…

357.GATOT

Loh… kok pake tapi?

358.CINTA

Apa ya? Belum ada yang pas aja kali ya! Lagian tahu sendirikan bokap orangnya kayak apa? Kalo mas Gatot?

359.GATOT

Dulu pernah sih, tapi sudah lama putus!

360.CINTA

Kenapa putus?

361.GATOT

Nggak sreg aja! Ternyata banyak yang nggak cocok setelah beberapa waktu jalan. Bawaannya ribut melulu. Dikit-dikit cemburu, banyak nuntut ini-itulah, nggak boleh ini, nggak boleh gitu! Baru pacaran aja udah nglarang-nglarang!

362.CINTA

Itu kan tandanya kalo mantan pacar Mas, cinta!

363.GATOT

Cinta? Itu sih bukan cinta, posesif! Jangan-jangan besok kalo udah keluarga, aku dipenjara di rumah lagi!

364.CINTA

Ya nggak lah! Trus cewek yang sering bareng Mas Gatot itu siapa?

365.GATOT

Cewek yang mana yang kamu maksud? Soalnya aku kan punya banyak temen cewek! Just friend saja sih! Atau mungkin, nggak taulah, banyak temen juga sih yang sering minta dianter! Tapi bukannya mau sombong loh, mungkin mereka merasa aman dan nyaman kali ya?!

366.CINTA

Iya sih!

367.GATOT

Maksudnya?

368.CINTA

Ya, Cinta juga ngakuin ngerasa enjoy aja jalan sama mas Gatot!

369.GATOT

Wah, kayaknya aku harus ganti helm yang lebih gede nih!

370.CINTA

Mas Gatot bisa aja! Tapi bener kok, aku ngerasa kita udah kenal lama!

Padahal baru beberapa minggu ini aja kan deketnya?!

371.GATOT

Ehm, aku boleh ngomong sesuatu nggak?

372.CINTA

Ngomong apaan, Mas. Kok mendadak jadi serius gitu!

373.GATOT

Cinta, jujur aku suka sama kamu! Aku juga ngerasa seperti apa yang kamu katakan tadi, bahkan mungkin lebih. Sorry, kalo ini terlalu cepat! Tapi sungguh aku nggak bisa lagi bohong dengan perasanku.

374.CINTA

Ya ampun, Mas!

375.GATOT

Sekali lagi, sorry, Cinta! Semua terserah kamu kok! Kamu bebas menjawab ya atau tidak! Dan tidak harus kamu katakan sekarang.

376.CINTA

Mas…

377.GATOT

Kamu nggak perlu berkata apa-apa!

378.CINTA

Surprise aja!

BLACK OUT


ADEGAN 3

Di suatu tempat lapang. Jony dan Bogi bersama dengan gank masing-masing terlibat dalam perkelahian.

379.BOGI

Aku nggak nyangka, ternyata tega bermain curang demi mendapatkan Cinta!

380.JONY

Siapa yang curang? Main curang bagaimana maksud Lu?

381.BOGI

Alah, nggak usah mungkir deh! Kamu jelek-jelekin aku di depan Cinta kan?

382.JONY

He, Bogem! Untuk apa gue jelek-jelekin Lu! Kayak kurang kerjaan aja. Mengapa mesti kudu jelek-jelekin lu, yang emang sudah dari sononya jelek!

383.BOGI

Jaga mulut Lu, ya!

384.JONY

Terus Lu, mau apa?

385.BOGI

Banyak bacot Lu!

Bogi mulai memukul Jony. Jony tidak tinggal diam. Mereka berduapun kemudian terlibat baku hantam. Tidak hanya mereka berdua, teman-teman dari mereka juga ikut-ikutan dalam perkelahian itu.

BLACK OUT

ADEGAN 4

Rumah kost Anto, sore menjelang petang. Anto tiduran sambil mendekap guling diselangkangannya. Sore itu ia mencoba menuntaskan hasrat kelaki-lakiannya, melupakan kekalahan yang sudah hampir pasti menghampiri. Ketika mendekati puncak kenikmatan, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar. Tampak Dina berdiri di depan pintu menunggu. Anto yang berkeringat membuka pintu kamarnya.

386.DINA

Lagi ngapain, Tok? Aku ketuk dari tadi kok nggak dibukain? Kok kamu keringetan gitu sih?!

387.ANTO

Ehm, aku lagi olah raga. Din!

388.DINA

Olah raga kok di kamar?

389.ANTO

Anak-anak kost sini emang biasa olah raga di kamar!

390.DINA

Olah raga apaan di kamar?

391.ANTO

Mau masuk, Din? Tapi kamarnya berantakan! Biasa, kamar cowok!

392.DINA

Emang boleh, cewek masuk kamarmu?!

393.ANTO

Sudah biasa kok! Sengaja memasukan cewek saja sering!

394.DINA

Maksud kamu?

395. ANTO

Ah, nggak! Canda kok! Masuk aja, Din!

396.DINA

Aku cuman mau ngasih tahu, biologi ada tugas lagi! Kok hari ini kamu nggak sekolah? Kan nggak biasanya kamu bolos!

397.ANTO

Tadi bangun kesiangan, trus mau masuk sekolah rasanya bete banget!

398.DINA

Lagi ada masalah? (Anto terdiam beberapa saat)

Sorry…

399.ANTO

Aku tidak yakin!

400.DINA

Kok nggak yakin? Ee, bukan maksudku untuk…

401.ANTO

Aku cuma merasa tolol saja dengan apa yang sedang terjadi! Merasa bodoh! Cinta itu memang rumit! Atau cuman aku saja yang tolol. Terlalu naif memang. Lelaki seusiaku tidak tahu apa itu cinta. Belum pernah pacaran, ciuman apalagi! Rasanya aku pengen marah dengan diriku sendiri! Untuk soal-soal pelajaran, kau tahu sendiri, aku lumayan jagolah! Tapi kalo sudah sampai urusan cinta, aku selalu menjadi yang paling tolol, paling bodoh!

402.DINA

Masa cuman karena itu sampai bolos sekolah?

403.ANTO

Ya, mungkin bagi kamu itu hanyalah masalah remeh-temeh! Sebab kau sudah punya pacar! Tapi bagiku? Kadang aku merasa prestasi belajarku, tidak ada artinya! Aku hanya tahu soal-soal pelajaran, tapi buta untuk soal urusan cinta! Pernah terlintas dalam pikiranku untuk meninggalkan dan melepaskan semua pelajaran-pelajaran di sekolah, dan seperti teman-teman yang lain, mengejar cinta. Dan gayung bersambut, ada teman-teman yang kukira mau membantuku. Tapi setelah sekian waktu berjalan aku merasa ada yang salah dengan semua yang terjadi. Bukan itu yang aku inginkan tentang cinta. Tapi aku terlanjur tak bisa menghentikan dan aku takut teman-temanku menganggapku banci dan meninggalkanku.

404.DINA

Aku nggak paham dengan maksudmu!

405.ANTO

Kamu pikir apa yang barusan aku lakukan? Kamu percaya aku habis olah raga di kamar? Aku merasa diriku nista, Din! Aku mengotori diri dengan nafsu-nafsu yang aku biarkan meraja dan melela, dengan menjadikan perempuan sebagai obyek fantasi nafsuku! Aku onani!

406.DINA

Sudahlah, nggak usah dipikirin! Minggu ini kan ada banyak jadwal ulangan lho!

407.ANTO

Luweh dengan semua ulangan!

408.DINA

Jangan gitu dong, Tok! Dan kamu nggak perlu merasa kelam begitu untuk urusan cinta! Sebenarnya banyak cewek kok yang naksir kamu. Paling tidak yang aku tahu persis, ada satu cewek yang sering memperhatikan kamu! Hanya mungkin kamu aja yang nggak peka!

409.ANTO

Jangan menghibur! Nggak mungkinlah ada cewek yang suka ama aku! Mana ada cewek yang naksir ama laki-laki yang kutu buku, kuper, nggak gaul, kampungan!

410.DINA

Kamu itu cerdas, Tok!

411.ANTO

Tapi tidak untuk urusan cinta!

412.DINA

Kamu memang naif, Tok! Apa yang kamu mau tentang cinta? Pacaran, ciuman, having sex?! Itu bukan segala-segalanya!

413.ANTO

Kamu bisa ngomong gitu, karena kamu sudah pernah mengalami, sedang aku?

414.DINA

Apa yang ingin kamu alami? Ciuman bibir, meraba tetek perempuan, petting, atau bahkan ML? Cium bibirku, rabalah tetekku, atau kamu mau aku telanjang dihadapanmu? Kamu bisa lakukan sekarang! Jika itu memang membantu membuat pikiran kamu waras lagi!

(Anto hanya diam membisu)

415. DINA

Kenapa tidak kamu lakukan? Kenapa kamu hanya diam saja? Cinta itu bukan hanya melulu seks! Ada banyak cara lain mengungkapkan kasih sayang sebagai wujud cinta yang sesungguhnya, sehingga sepasang kekasih menemukan makna cinta yang terdalam, kehidupan itu sendiri! Jangan terjebak!

416.ANTO

Ya, aku memang terjebak! Aku dipersimpangan!

417.DINA

Sudahlah, tok!

418.ANTO

Apakah tawaranmu tadi serius?

Dina mengangkat tangannya yang mengepal di depan wajah Anto. Anto tertawa.

BLACK OUT


BABAK V

ADEGAN 1

Ruang kelas. Pelajaran sastra. Guru masih meneruskan cerita tentang Sitti Nurbaya.

419.GURU

Sitti Nurbaya, akhirnya jatuh dalam pelukan datuk Meringgih. Dia tidak rela, ayahnya, Baginda Sulaiman dimasukan penjara karena tak sanggup membayar utangnya kepada Datuk Meringgih. Demi membebaskan utang ayahnya, Sitti Nurbaya bersedia menjadi istri Datuk Meringgih.

Samsulbahri, yang ada di Jakarta mendengar peristiwa yang menimpa kekasihnya itu lewat surat yang dikirim Sitti Nurbaya. Oleh karena itu, ketika liburan, ia pulang ke Padang, dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang jatuh sakit. Kebetulan ketika itu Sitti Nurbaya juga sedang menjenguk ayahnya. Mereka berduapun kemudian saling mengisahkan pengalaman masing-masing. Ketika mereka sedang asyik berdua, datanglah Datuk Meringgih yang tentu saja menyangka mereka berdua melakukan hal yang senonoh dan tidak pantas.

Samsulbahri membela diri dari tuduhan keji Datuk Meringgih itu, pertengkaran pun tak dapat terhindarkan. Mendengar ribut-ribut tersebut, Baginda Sulaiman berusaha melerai, namun karena kondisinya yang sakit, ia jatuh dari tangga hingga menemui ajalnya.

Ekor pertengkaran tidak hanya sampai di situ. Ayah Samsulbahri yang merasa malu atas tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya, kemudian mengusir Samsulbahri. Pemuda itu terpaksa kembali ke Jakarta. Sementara Sitti Nurbaya, sejak ayahnya meninggal merasa dirinya telah bebas dan tidak perlu lagi tunduk dan patuh kepada Datuk meringgih. Sejak saat itu ia tinggal menumpang bersama salah seorang familinya.

Sekali waktu, Sitti Nurbaya bermaksud menyusul Samsulbahri ke Jakarta. Namun tipu muslihat dan akal licik Datuk Meringgih yang menuduhnya telah mencuri perhiasan suaminya, telah menggagalkan rencana itu dan ia terpaksa kembali ke Padang. Akhirnya tuduhan itu tidak terbukti, dan Sitti Nurbayapun bebas dari tuduhan itu. Namun Datuk Meringgih masih juga belum puas. Ia kemudian menyuruh seseorang untuk meracun Sitti Nurbaya. Perbuatan keji itu berhasil, Sitti Nurbaya meninggal karena keracunan. Berita kematian Sitti Nurbaya membuat sedih ibu Samsulbahri. Ia kemudian jatruh sakit dan tak berapa lama meninggal dunia.

Berita kematian Siti Nurbaya dan ibu Samsulbahri sampai ke jakarta. Samsulbahri sangat berduka, iapun mencoba untuk bunuh diri. Beruntung temannya dapat menggalkan tindakan nekad Samsulbahri. Namun berita yang sampai di Padang Samsulbahri telah dikabarkan mati.

Terdengar bel berbunyi.

420.MURID 1

Pak, sudah bel pak!

421.GURU

Baik, kita lanjutkan pertemuan berikutnya dengan bagian terakhir novel Sitti Nurbaya yang seringkali dilupakan oleh banyak orang. Selamat siang.


ADEGAN 2

Ruang kelas, setelah bel pulang berbunyi. Sebagian besar murid bergegas ingin pulang. Jony juga tampak sudah berdiri dan berjalan sebelum akhirnya Anto memanggil. Bogi hanya diam di tempat duduknya.

422.DONO

Tok, aku cabut dulu! Biasa piket!

423.ANTO

Yoi! Hei, Jon mau kemana kamu?

424.JONY

Pulang!

425.ANTO

Jon, Bog! Aku tahu apa yang terjadi kemarin.

426.JONY

Lu, nggak usah ikut campur deh!

427.ANTO

Terserah apa katamu! Tapi jujur aku kecewa dengan kalian!

428.BOGI

Dia main curang!

429.JONY

Siapa yang curang? Apa buktinya?

430.BOGI

Jangan mungkir deh!

(Jony mendekati bogi mau melayangkan tinjunya, tapi dihalau oleh Anto)

431.ANTO

Sudah! Sudah! Apa-apaan sih kalian! Masalah nggak selesai dengan adu jatos, man! Apa permasalahan sebenarnya? Intinya kita sama-sama kalah kan! Ya sudahlah! Kita akui saja, emang Cinta tidak mau dengan kita! Titik! Nggak usah cari kambing hitam dengan saling menyalahkan. Kita sama-sama akan kehilangan lima ratus ribu. Toh, itu sudah kita sepakati sedari awal kan?

432.BOGI

Okelah! Aku terima dengan kekalahanku. Tapi kenapa dia musti jelek-jelekin aku di depan Cinta.

433.JONY

Gue, nggak pernah jelek-jelekin Lu didepan Cinta! Swear! Jangan main tuduh sembarangan dong! Buktikan dulu! Siapa yang bilang kalo aku jelek-jelekin lu?

434.BOGI

Banyak!

435.JONY

Siapa?

436.BOGI

Gatot! Salah satunya!

437.JONY

Gatot! Lu percaya begitu aja ama Gatot! Lu lebih percaya ama Gatot daripada ama gue?! Lu punya otak nggak sih, Bog! Apa Lu lupa, Gatot itu ikut dalam permainan kita! Itu bagian dari skenario Gatot untuk mendapatkan Cinta tau!

438.ANTO

Ya, aku percaya ama kamu, Jon! Lagian dari awal kita sepakat untuk bermain fair dalam memperebutkan cinta Cinta.

439.BOGI

Jadi maksud kalian, gue terjebak dalam permainan Gatot?!

440.JONY

Bogi, Bogi! Kau baru nyadar setelah kita bonyok-bonyok!

441.ANTO

Okelah! Yang sudah-sudah biarlah lewat. Sekarang ada berita buruk buat kita, Gatot jadian ama Cinta! Itu artinya, masing-masing dari kita harus bayar dia lima ratus ribu!

442.BOGI

Aku nggak mau! Dia nggak fair, curang!

443.ANTO

Nggak bisa begitu, man! Kita nggak bisa ngingkari kesepakatan yang kita buat kan?

444.JONY

Kalo aku sih, ya sudah! Kita emang kalah kok!

445.BOGI

Terus terang sekarang aku lagi nggak ada duit! Jatahnya udah habis untuk orang-orang yang ngegebukin Jony kemarin!

446.JONY

Sialan Lu! Kamu main kasar! Untung kemarin ada teman-teman gue!

447.BOGI

Oke! Aku minta maaf, Jon! Aku ngaku salah!

448.ANTO

Siip! Itu yang aku mau! Nggak usah kelahi lagi lah, kayak anak kecil aja!

449.JONY

Aku ada ide, gimana kalo Gatot kita kasih separohnya dulu! Sisanya kita kasih setelah dia kita kerjain dulu!

450.ANTO

Aku setuju! Jujur aku jadi punya dendam pribadi sama dia. Aku nggak tega aja, Dina dipermainkan sama Gatot! Kita kasih dia pelajaran, biar play boy kayak dia kapok!

451.BOGI

Ya, Datuk Meringgih nggak boleh hidup lagi! Tapi terus gimana dong?

452.JONY

Aku punya ide, kalian sini!

(Anto dan Bogi mendekati Jony, Jony membisikan sesuatu kepada mereka)

453.BOGI

Keenakan dia, dong!

454.ANTO

Apa dia mau?

455.JONY

Ya, bagaimana caranya agar dia ngikuti kita! Gimana, Bog?

456.BOGI

Bolehlah! Tapi belum setimpal! Ehm, gimana biar tambah seru, kita ajak Cinta sama Dina, tapi jangan sampai Gatot tahu!

457.ANTO

Oke! Aku bisa atur Dina, tapi Cinta?

458.JONY

Keliatannya harus Lu juga Tok! Karena pasti dia udah nggak percaya lagi ama gue atau Bogi. Terserahlah, gimana Lu ngaturnya!

459.BOGI

Gimana, Tok?!

460.ANTO

Aku tidak yakin, tapi aku usahain Cinta dateng ke tempat itu, bagaimanapun caranya!


ADEGAN 3

Gatot datang menemui Anto, Bogi dan Jony untuk menagih uang taruhan.

461.GATOT

He, Mana uangku! Untuk yang satu ini, kalian emang kudu ngakui kehebatanku! Ya, memang nggak enak sih, sudah ditolak masih harus ngeluarin duit lagi!

462.BOGI

Nggak usah banyak bacot, kamu!

463.GATOT

Apa aku mesti ngebuktiin di depan kalian, nggak kan! Atau gini aja, nanti sore aku ngedate sama Cinta. Kalian bisa lihat sendiri, kalo nggak percaya!

464.JONY

Oke! Lu emang pemenangnya! Tapi kita belum mau ngasih uang lu seratus persen sebelum lu tunjukin lu dapet ngegandeng Cinta di depan mata kita! Dan kita sepakat untuk ngasih uang elo separohnya dulu!

465.GATOT

Nggak masalah! Terserah apa mau kalian aja!

466.ANTO

You, emang hebat, Tot! aku salut sama kamu untuk urusan satu itu! Ini uang kamu!

467.JONY

Jangan dulu, Tok! Gini, Tot! kita dulu juga punya kesepakatan diantara kita bertiga. Dan aku pikir nggak fair kalo itu juga nggak berlaku buat Lu. Siapapun pemenangnya, yang kalah juga harus mentraktir yang menang.

468.GATOT

Nggak usah! Nggak usah! Aku kan jadi tambah nggak enak nih! Masa sudah kalah masih harus nraktir. Kalian nggak perlu nraktir aku lagi deh!

469.BOGI

Nggak, kami memang telah sepakat untuk nraktir kamu! And jika kamu nolak maka uangmu akan hangus, gimana?

470.GATOT

Terserah, aku oke-oke saja, kalo itu mau kalian!

471.JONY

Separoh uang lu akan lu dapatin malam sabtu besok, tempatnya… besok aja gue beri tahu!

472.GATOT

Oke nggak masalah! Sekarang mana uang gue?

Anto menyerahkan uang kepada Gatot. Pada saat itu datanglah Dina menghampiri mereka.

473.DINA

Apaan sih?

474.BOGI

Biasa, urusan laki-laki!

475.DINA

Kalian taruhan, ya?

476.GATOT

Enggak! Tanya ama Anto, kalo nggak percaya! Kemarin Bogi pinjem uang ke aku dan sekarang mau dikembaliin!

477.DINA

Kamu gimana sih, aku tunggu di kantin ngak muncul-muncul! Dicari di kelas juga nggak ada, tahu-tahu malah disini!

478.GATOT

Aku kesini kan mau nyamperin kamu, eee.. kamunya malah nggak ada. Terus ngobrol ama mereka!

479.JONY

Ya sudah, kami cabut dulu! He, Tot jangan lupa malam sabtu!

480.DINA

Kalian janjian apaan sih?!

481.GATOT

Ah, enggak! Biasalah!

482.ANTO

Sudah ya, Din! Aku pulang duluan!

Anto, Bogi dan Jony meninggalkan Gatot dan Dina.

483.DINA

Aku ngerasa beberapa minggu ini kamu beda deh!

484.GATOT

Beda apanya?

485.DINA

Kamu sudah jarang main ke rumah. Terus kalo janjian sering nggak ditepati. Bahkan malam minggu kemarin kamu malah ngga ke rumah!

486.GATOT

Kan aku sudah bilang aku baru ada kerjaan. Percaya deh ama aku!

487.DINA

Ya, sudah deh! Nanti sore antarin aku ke toko buku ya!

488.GATOT

Ya…, aku nggak bisa! Nanti aku ada janjian!

489.DINA

Janjian sama siapa?

490.GATOT

Maksudku aku janji dengan teman-teman untuk menyelesaikan kerjaan itu!

491.DINA

Kerjaan apa sih?!

492.GATOT

Ada deh!

493.DINA

Ya sudah! Anter aku pulang yuk!

494.GATOT

Ehm, okelah!

BLACK OUT

BABAK VI

ADEGAN 1

Suatu malam di tempat lokalisasi. Bogi dan Jony duduk menunggu sambil merokok dan minum. Sementara Gatot di dalam salah satu kamar dilokalisasi itu. Beberapa saat kemudian datang Anto bersama Dina dan Cinta.

495.ANTO

Gimana?

496.JONY

Sudah di dalam!

497.CINTA

Apa sih maksud kalian membawa aku ke tempat beginian?

498.BOGI

Begini, sorry Ta, Din! Kalo kalian kami paksa dateng kesini. Ada yang harus kalian tahu dan liat sendiri malam ini ditempat ini!

499.DINA

Mana Gatot?

500.CINTA

Gatot ada disini?

501.JONY

Ya, untuk itulah kamu ada disini.

502.ANTO

Cinta, kami terpaksa harus membuka ini. Sebab kami tidak rela kalian, kamu sama Dina jadi permainan Gatot! Apalagi aku baru tahu ternyata kalian masih sepupu!

503.BOGI

Apa? Cinta itu sepupunya Dina?

504.ANTO

Ya, karena itulah aku bisa bawa Cinta kemari! Kamu kan tahu sendiri gimana bokapnya Cinta! Tanpa Dina, nggak mungkinlah aku ajak Cinta kesini!

505.JONY

Bener, Din?! Cinta itu sepupu Lu?

506.DINA

Ya! Terus kan tok!

507.ANTO

Ta, Gatot itu pacarnya Dina

508.CINTA

Masa? Benar, Din?

509.DINA

Ya!

510.CINTA

Ya, ampun! Sorry, Din! Sungguh aku nggak tahu kalo Gatot itu ternyata pacar kamu. Berarti dia sudah ngebohongi aku! Dia bilang nggak punya pacar, sudah lama putus ama pacarnya!

511.DINA

Aku juga nggak nyangka kalo Gatot itu ternyata seperti itu. Pantes aja beberapa minggu ini dia menghindari aku! Rupanya ini kerjaan yang dikatakannya itu!

512.JONY

Sorry, Ta! Sesungguhnya kami bertaruh untuk mendapatkan Lu!

513.DINA

Apa, sepupuku kalian jadikan obyek taruhan?

514.BOGI

Aku yang memulainya! Sorry, Din!

515.DINA

Brengsek kalian!

(Dina menampar Jony dan Bogi)

516.ANTO

Sudah, sudah, Din! Lagian kan kami sudah ngaku salah!

517.DINA

Jadi, kamu juga ikut-ikutan, Tok!

518.ANTO

Ya!

519.DINA

Ya, ampun Anto! Kok tega-teganya sih kamu!

520.ANTO

Ya, aku nyadar aku keliru. Tapi, please! Kami masih butuh bantuanmu lagi!

Dari dalam kamar terdengar suara Gatot berteriak “Mampus, Gue! Mampus Gue! Ampun bang! Bang, ampun bang!”. “Bang, Bang! kepala lu, peyang!” suara lain menyaut! Dari dalam kamar seorang bencong menyeret Gatot sambil marah-marah.

521.BENCONG

Tampang lu aja, keren! Tapi nggak bisa berdiri! Nih, urus temen Lu!

522.GATOT

Maaf, bang! Ampun, bang!

523.BENCONG

Ee.. masih bang, beng, bang, beng! Gue ini perempuan tau, mesti imitasi!

524.GATOT

Ya, bang! Eeh..mbak, tante! Ampun!

525.BENCONG

Emang gue, apaan! Gue ini profesional tau! Mana duit gue!

526.GATOT

Ya…ya…! Ini bang, eh tante!

527.BENCONG

Apaan sepuluh ribu!

528.GATOT

Ya…ya… ini lagi!

529.BENCONG

Empat puluh lagi! Nah gitu dong! Besok dateng lagi ya, pokoknya gue janji kasih service you yang paling special!

530.GATOT

Ya…ya… bang! Eh, tante! Oh, Nggak, nggak! Kapok!

Sementara Jony dan Bogi tertawa terpingkal-pingkal melihat Gatot yang ketakutan setengah mati.

531.GATOT

Brengsek kalian! kalian keterlaluan! Mana sisa uangku!

(Gatot tersadar, di depan dia ternyata ada Dina dan Cinta)

Dina, Cinta? Kok kalian ada disini!

Dina dan Cinta kemudian mendekati Gatot, secara bergantian mereka menampar pipi Gatot. Kemudian Dina menarik tangan Anto untuk mengantarkan pulang. Jony dan Bogi melemparkan uang kepada Gatot dan pergi berlalu.

GATOT

Lho! Kok, jadinya gini sih? Dina, Cinta!

(Gatot terduduk lemas)

Kemudian datang beberapa bencong lain, saling memperebutkan Gatot. Tentu saja Gatot ketakutan dan berteriak sejadi-jadinya!

BLACK OUT


ADEGAN 2

Ruang kelas. Pelajaran sastra. Guru melanjutkan bagian terakhir tentang kisah Sitti Nurbaya.

532.GURU

Ada bagian terakhir dari novel Sitti Nurbaya yang seringkali dilupakan oleh banyak orang. Bagian yang sebenarnya cukup penting dari novel tersebut. Dalam novel itu dikisahkan, sepuluh tahun berlalu setelah kematian Sitti Nurbaya, Samsulbahri kembali ke Padang. Dia datang sebagai serdadu kompeni Belanda yang berpangkat letnan dan dikenal dengan nama Letnan mas yang bertugas untuk memimpin pasukannya menumpas pemberontakan yang terjadi di Padang. Sebenarnya ia menjadi serdadu kompeni bukan karena ia ingin mengabdi kepada kompeni, melainkan terdorong oleh rasa frustasinya menghadapi kenyataan bahwa orang-orang yang dicintainya telah meninggal. Ternyata pemberontakan yang terjadi di Padang itu didalangi oleh Datuk Meringgih. Dalam pertempuran melawan pemberontak itu, Letnan Mas mendapat perlawanan sengit. Namun akhirnya ia berhasil menumpas mereka. Datuk Meringgih, dalang pemberontakan itu tewas tertembak peluru letnan mas. Sementara, Letnan Mas sendiri juga terluka parah terkena sabetan pedang Datuk Meringgih. Ia terpaksa dirawat di rumah sakit. Pada saat itulah, timbul keinginan Letnan mas untuk bertemu dengan ayahnya. Ternyata pertemuan anak-bapak itu merupakan pertemuan terakhir sekaligus akhir hayat keduanya. Setelah Letnan Mas menyatakan bahwa dirinya samsulbahri, ia menghembuskan nafas terakhir. Adapun, Sutan Mahmud Syah, begitu tahu bahwa Samsulbahri yang dikiranya telah meninggal beberapa tahun lamanya tiba-tiba tergolek kaku menjadi mayat. Itulah akhir cerita novel terkenal, Sitti Nurbaya. Siapa pahlawan, siapa pecundang? Kadang keduanya sangat tipis perbedaannya, tergantung kita melihat dari sisi yang mana. (diluar kelas seorang gadis melenggang, beberapa siswa bersuit-suit). Selamat siang! Sampai ketemu dikisah yang lain.

(Guru itupun kemudian meninggalkan kelas)

533.MURID 1

Pak, Belum bel pak!

534.BOGI

Gile, siapa tuh?

535.JONY

Ck..ck…dahsyat man!

536.BOGI

Gimana, Jon? Berani bertaruh?

537.JONY

Gimana, Tok?

538.ANTO

Aku nggak ikut, sorry!

Dina datang mendekati meja Anto. Dia kemudian menggandeng tangan Anto. Antopun hanya menurut saja. Merekapun kemudian pergi berlalu.

539.ANTO

Sorry, man! Aku nggak mau ngelepas yang sudah didepan mata!

(Bogi dan Jony hanya bisa terbengong dengan mulut menganga)


Ending

Di depan pintu gerbang sekolah. Siang, selepas bubaran sekolah.

540. DINA

Mana duit gue! Games over! You lose! Kamu sekarang percaya kan kalo dalam satu bulan aku dapet lepas dari cowokku dan bisa dapet cowok baru! Satu bulan kurang tiga hari, aku bisa lepas dari Gatot and dapetin si imut Anto!

Dina tertawa penuh kemenangan. Cinta dengan agak berat hati memberikan beberapa lembar uang dari sakunya kepada Dina.

***

- Selesai -

Ganjuran, Maret 2005

dengan gairah gadis yang jatuh cinta

Hermandjoyo


PARA PEMAIN

ANTO :

BOGI :

CINTA :

DINA :

DONO :

GATOT :

GURU :

JONY :

BAPAK CINTA :

MURID 1 :

MURID 2 :

MURID 3 :

MURID 4 :

MURID 5 :

MURID 6 :

MURID 7 :

BARISTA :

PARA BENCONG :

PENARI-PENARI :


SINOPSIS

“CINTA IS (NOT) A GAME”

Anto, Bogi dan Joni, sama-sama jatuh hati dan naksir sama Cinta, adik kelas mereka. Karena ketiganya tidak ada yang mau mengalah, mereka kemudian sepakat untuk memperebutkan hati Cinta. Mereka juga bertaruh sejumlah uang yang diperuntukkan bagi yang mendapatkan Cinta. Gatot, pacar Dina-teman sekelas mereka-, mengetahui rencana mereka dan memaksa ikut dalam “permainan” tersebut. Mereka tidak bisa menolak kehadiran Gatot dalam ‘permainan’ itu.

Mereka berempat pun dengan caranya masing-masing melakukan pendekatan pada Cinta. Anto meminta bantuan Dina, cewek Gatot yang sebenarnya juga menaruh hati pada Anto, dan atas saran Dina Anto mengirim surat ke Cinta. Bogi mengumpulkan berbagai informasi tentang Cinta lewat Dono, seorang teman yang pacarnya adalah teman satu kelas Cinta. Joni yang jagoan langsung mencari alamat rumah Cinta, tapi sial dia malah diusir oleh Bokapnya Cinta.

Saling curi informasipun terjadi diantara ketiganya dengan trik dan intrik masing-masing. Bahkan sampai terjadi adu jotos antara Bogi dan Joni yang melibatkan teman-teman satu sekolahnya. Tapi Gatot, si playboylah yang akhirnya memenangkan pertaruhan itu, ia berhasil menawan hati Cinta.

Meskipun sejak awal Anto, Bogi dan Joni sepakat untuk bermain fairplay, tapi toh ketika Cinta jatuh di tangan Gatot, mereka tidak bisa menerima begitu saja. Masing-masing punya alasannya sendiri dalam mengingkari kemenangan Gatot. Mereka bertiga kemudian menyiapkan skenario untuk membalas dendam dengan membuka ‘kartu’ Gatot di depan Dina dan Cinta.

Rencana tersebut berjalan mulus berkat bantuan Dina, yang ternyata masih sepupu Cinta. Demi mendapatkan sisa uangnya dia terpaksa mau ‘main’ dengan bencong di sebuah lokalisasi. Di tempat itu juga akhirnya mereka bertiga berterus terang kepada Dina dan Cinta tentang pertaruhan mereka untuk mendapatkan Cinta, dan bagaimana Gatot juga ikut bermain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar