Minggu, 11 Juli 2010

joko semprul (13 orang)

JOKO SEMPRUL

Karya: Puthut Buchori

DI SEBUAH EMPERAN PAGAR SEKOLAH, DUDUK SEORANG PEMUDA BERPAKAIAN SERAGAM SEKOLAH (SMU), DIA TAMPAK MURUNG, SEDIH, GELISAH. DITEMANI SEBUAH WALKMAN YANG SEDANG MEMUTAR LAGU SEDIH, DIA MULAI BERKISAH TENTANG PERJALANAN HIDUPNYA.

JOKO SEMPRUL : Nama saya Joko Semprul, umur 16 tahun, kelas satu SMU. Saya adalah salah satu korban kebrengsekan lingkungan. Selepas dari SMP sayapun lepas dari papa saya, karena papa punya kekasih baru, mama tidak mau tinggal serumah dengan papa. Saya kemudian ikut mama. Kasih sayang papa sejak saat itu hanya berujud uang, uang dan uang. Sejak saat itu juga hampir saya dan papa tak pernah ketemu. Karena mama berjuang sebagai single parent, akhirnya sayapun juga malah tak terurus. Saya mulai kalut saat itu, kesepian. Hingga akhirnya ada dua orang wanita misterius yang mengaku teman saya....

DATANGLAH DUA ORANG WANITA MISTERIUS MENDEKATI JOKO SEMPRUL.

WANITA 1 : Imut.. imut... imut... adik manis jangan menagis, sedih ya ? Sedang berduka ya, kok bermuram durja ?

WANITA 2 : Sudahlah jangan kau ganggu dia wanita genit. Tugas kita ke sini adalah menjadi teman bagi dia...

JOKO SEMPRUL : Teman ?

WANITA 1 dan 2 : Ya... teman.

JOKO SEMPRUL : Tetapi saya belum pernah berjumpa dengan kalian berdua, melihatpun belum..., kenapa tiba-tiba kalian mengaku teman ?

WANITA 1 : Kau jangan berpikir aneh-aneh, jangan berpikir ruwet, jangan berpikir yang muluk-muluk, nanti malah bikin pusing tujuh keliling.

WANITA 2 : Kami berdua mengaku teman karena memang kami suka menjadi teman siapa saja yang sedang sedih, susah, gelisah, merasa tersingkirkan, merasa terasingkan, teman bagi orang yang kesepian....

WANITA 1 : Pokoknya teman bagi orang yang sedang membutuhkan teman...

JOKO SEMPRUL : Lantas kalau kalian sudah menjadi teman apa yang kalian lakukan untuk mengobati sakit hatiku saat ini ?

WANITA 1 : O... banyak... banyak... banyak sekali yang dapat kami perbuat. Sebagai teman sejati, kami akan berusaha menghiburmu setiap waktu, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik...

JOKO SEMPRUL : Setiap detik ? Kenapa bisa begitu ?

WANITA 1 : Bisa... bisa.. bisa sekali, dengan orang-orang seperti kami ini segala sesuatu bisa terjadi begitu saja...

JOKO SEMPRUL : Oh ya..?

WANITA 1 : Ya...

JOKO SEMPRUL : Ah masak ?

WANITA 1 : Sungguh !

JOKO SEMPRUL : Lantas bagaimana caranya, agar kita selalu dapat berteman ?

WANITA 2 : Mudah saja, setiap kali kau butuh teman, kau akan ku kasih obatnya. Obat mujarab menghilangkan rasa sepi dan rasa sedih. Sebagai teman baru, kuberi kau obat ini secara cuma-cuma, geratis.

WANITA 1 : Cobalah, kau pasti suka.

JOKO SEMPRUL : Terima kasih.

DUA ORANG WANITA MISTERIUS ITU PERGI MENINGGALKAN JOKO SEMPRUL. TINGGAL JOKO SEMPRUL BERADA DI TEMPAT ITU SENDIRIAN.

JOKO SEMPRUL : Mula-mula obat biasa yang diberikan kepadaku, tapi obat itu betul-betul membuatku koplo, nyamleng, teler..., semakin lama wanita itu memberiku rokok, super cimeng katanya, terus... terus... terus... dia memberiku. Terus menerus sambil dia menguras uang jajanku. Hingga pada suatu hari ia memberiku serbuk aneh yang bila disuntikkan ke tubuhku, reaksinya luar biasa dahsyat. Aku jadi gila, ketagihan...

JOKO SEMPRUL TIBA-TIBA JADI GELISAH, SEPERTI ORANG TERKENA EPILEPSI, IA BERLARIAN KESANA-KEMARI, TUBUHNYA GEMETAR,JANTUNGNYA BERDEBAR SANGAT KERAS, IA MEMBONGKAR BARANG-BARANGNYA SAMBIL MENCARI JARUM SUNTIK. SETELAH KETEMU, IA MENGIKAT LENGAN KIRINYA DENGAN IKAT PINGGANG, KEMUDIAN MENYUNTIKKAN SUATU CAIRAN KE TUBUHNYA,BADANNYA JADI TENANG KEMBALI. JOKO SEMPRUL MENEMUKAN PUNCAK RASA OBAT ITU BERADA DI SEBUAH KOLONG (ENTAH DI PARIT, DI BAWAH MEJA, KURSI, DI DALAM KARDUS, ATAU APA SAJA), SEHINGGA KETIKA KEDUA ORANG TUANYA DATANG MEREKA TIDAK MELIHATNYA. MESKIPUN BERADA DALAM SATU TEMPAT, PAPA DAN MAMA JOKO SEMPRUL TETAP BERBICARA MELALUI HANDPHONE.

MAMA : Pap... anakmu nggak pernah pulang ke rumahku, pasti kau sembunyikan, pasti kau larang dia ke rumahku !

PAPA : Apa ? Dia tidak pernah pulang ? Gimana sih kamu menjaganya, kalau memang nggak becus mengurusnya biar aku saja yang merawatnya.

MAMA : Kamu nggak usah berpura-pura ya ?

PAPA : Berpura-pura apa ? Aku sudah lima bulan tidak melihat batang hidungnya, hanya sebulan sekali kami berbicara, itupun lewat telepon dan itupun hanya berbicara masalah jatah uang jajannya. Kamu sih, dulu sanggup mengurusnya, e... sekarang hilang nggak tahu arah tujuannya...

MAMA : Pap ! Kamu jangan asal menyalahkan begitu saja...

PAPA : Kalau tidak menyalahkan kamu mam... lantas mau menyalahkan siapa ?

MAMA : Ya menyalahkan diri papa sendiri. Main serong sembarangan, terus meninggalkan anak, meninggalkan keluarga, dasar egois !

PAPA : Sudah.... sudah.... lebih baik sekarang kita cari dia, nanti kalau tidak ketemu, lapor polisi !

PAPA DAN MAMA JOKO SEMPRUL MENINGGALKAN TEMPAT ITU MENUJU ARAH YANG BERBEDA.

JOKO SEMPRUL : Ya... begitulah orang tuaku, selalu saling menyalahkan dan sama-sama tak mau kalah. Mamaku mati-matian mencari aku, setelah beberapa minggu tidak pulang ke rumah. Eh, jangan salah kalau mamaku mencari aku karena rindu. Tidak ! Salah ! Mamaku mencariku karena barang-barang di rumah sudah habis kujual. Dari radio,tape, televisi, sampai yang mamaku uring-uringan adalah karena aku menjual perhiasan kesayangannya. Semua itu kujual untuk memenuhi kebutuhanku, untuk obat-obatan karena aku sangat ketagihan.

WANITA 1 : (Tiba-tiba muncul di hadapan Joko Semprul bersama wanita 2) Joko sayang... Joko kecilku... aku membawakan kamu oleh-oleh.. ayo kamu mau tidak ?

JOKO SEMPRUL : Oh, barang itu... berikan padaku, aku butuh itu... tolong...

JOKO SEMPRUL MENGEJAR IMING-IMING YANG DITAWARKAN WANITA 1, TETAPI WANITA 1 SENGAJA MENGGODANYA. HINGGA PADA AKHIRNYA WANITA 2 MENGHENTIKANNYA.

WANITA 2 : Tetapi tidak segampang itu Joko, kau harus membayarnya terlebih dahulu, juga membayar utangmu yang lalu... kalau tidak bisa... maaf, kami tak bisa memberimu...

JOKO SEMPRUL : Tolonglah... aku membutuhkan sekarang, tetapi aku tidak punya uang sepeserpun...., tolong... tolong... aku akan mati bila kau tak memberikannya... oh... tubuhku mulai menggigil, badanku mulai gemetar, jantungku berdebar-debar menghentak, berdentuman memecahkan kepalaku.. tolong beri aku...

WANITA 2 : Tak bisa Joko ! Sebelum kau memberikan uangnya...

JOKO SEMPRUL : Barangku sudah habis kujual, aku sudah pergi dari rumah, aku sudah tak ada uang....

WANITA 2 : Kalau begitu carilah...

JOKO SEMPRUL : Aku harus mencari kemana lagi ?

WANITA 2 : Banyak jalan menuju Roma, Joko...

JOKO SEMPRUL : Tapi aku tak punya keahlian...

WANITA 2 : Tetapi kau punya otak...

JOKO SEMPRUL : Tapi otakku sudah mampet kau racuni dengan obat-obatanmu...

WANITA 2 : Kuberi waktu beberapa saat lagi, kau pasti bisa mencari uangnya, tetapi kalau memang tak bisa..., ya sorry kalau pertemanan kita hanya sampai di sini. Selamat tinggal....

WANITA 1 : Good bye... my honey... bye-bye my little Joko... kiss bye...

WANITA 1 DAN 2 PERGI MENINGGALKAN JOKO DALAM KEADAAN PUCAT, MENGGIGIL KESAKITAN KARENA KETAGIHAN. HINGGA DATANG SEORANG LELAKI MENDEKATINYA YANG TERNYATA DIA ADALAH GURU DI SEKOLAH JOKO.

JOKO SEMPRUL : Oh pak guru mau lewat sini, matilah aku...

PAK GURU LEWAT DI DEPAN JOKO DAN JOKO SENGAJA MENABRAKNYA SAMBIL TANGAN JOKO LIHAI MEMAINKAN JARI-JARINYA MENGAMBIL DOMPET PAK GURU, PAK GURU TIDAK MERASA KALAU DIAMBIL DOMPETNYA.

JOKO SEMPRUL : Oh pak guru, selamat siang. Bapak baru pulang ?

PAK GURU : Eh, kamu Joko. Sedang apa kamu di sini? Kamu kok tampak pucat ? Sakit ?

JOKO SEMPRUL : Oh... tidak apa-apa pak, hanya capek saja...

PAK GURU : Benar hanya capek ? Tapi wajahmu pucat sekali, tubuhmu menggigil begini, sudah kau bawa ke dokter ?

JOKO SEMPRUL : Tidak usahlah pak, nanti juga bakal sembuh sendiri.

PAK GURU : Oh ya, omong-omong sudah beberapa hari ini kamu tak kelihatan di sekolah, kamu tidak masuk ya ?

JOKO SEMPRUL : Benar pak, belakangan ini adalah hari tersulit saya, setelah ada keperluan keluarga selama beberapa hari di luar kota, saya terus agak kecapekan, jadinya ya begini inilah pak...

PAK GURU : Oh, begitu ya, ya sudah kalau begitu bapak pulang dulu, kalau tidak mau ke rumah sakit, istirahat di rumah saja...

JOKO SEMPRUL : Terima kasih pak, terima kasih atas segalanya...

PAK GURU BERJALAN MENINGGALKAN JOKO SEMPRUL SENDIRIAN.

JOKO SEMPRUL : (Tersenyum girang) Termasuk terima kasih atas dompetnya (sambil membuka dompet yang dicopet dari kantong pak guru) ah lumayan... buat tambahan hidupku sementara ini, tapi kok masih kurang ya... oh... sementara badanku semakin gemetaran. Aku harus dapat uang darimana lagi ?

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN, MUNCUL BEBERAPA GADIS TEMAN SEKOLAH JOKO SEMPRUL.

JOKO SEMPRUL : Wah ini, mangsa baru, mudah-mudahan mereka membawa rejeki.

PARA GADIS KETAKUTAN MELIHAT TINGKAH LAKU JOKO SEMPRUL YANG ANEH.

GADIS 1 : Itu kan si Joko, Joko Semprul...

GADIS 2 : Iya, itu kan si Joko pacarnya Dewi.

GADIS 3 : Tapi kok sekarang jadi aneh, matanya garang, tubuhnya sempoyongan... aku malah takut...

GADIS 2 : Iya aneh sekali, apalagi setelah beberapa hari ini tak masuk sekolah...

GADIS 3 : Jangan-jangan.... dia sedang....

GADIS 1, 2, 3 : Ya ! Pasti dia sedang FLY !

GADIS 1 : Dia sedang mabuk berat, lebih baik kita jangan dekati dia....

KETIKA PARA GADIS ITU HENDAK PERGI MENINGGALKAN JOKO SEMPRUL, TIBA-TIBA JOKO SUDAH MEMBENTAKNYA.

JOKO SEMPRUL : He.... he.. he.. mau kemana kalian ? Enak saja meninggalkan kawan begitu saja tanpa tegur sapa...

GADIS 3 : (Bicara ketakutan) Eh, tidak kok. Anu... kami... anu...

JOKO SEMPRUL : Anumu kenapa ?

GADIS 1 : Kami hanya mau lewat kok...

GADIS 2 : Iya benar, kami habis dari sekolah hanya mau pulang...

JOKO SEMPRUL : Eh.. enak saja pulang... temannya sedang tak punya duit begini main pulang begitu saja... ayo, sebelum pulang sumbang aku dulu...

GADIS 2 : Maaf, aku sudah tak memiliki uang jajan, sudah habis tadi...

GADIS 1 : Iya, aku juga...

JOKO SEMPRUL : Ah.. bohong kalian semua ! Ayo mana aku geledah tas kalian...

GADIS 3 : Kamu jangan kurang ajar, Jok...

JOKO SEMPRUL : Cerewet...

JOKO SEMPRUL MENGEJAR KETIGA GADIS ITU, TETAPI DIHENTIKAN DEWI, PACAR JOKO SEMPRUL.

DEWI : Berhenti ! Apa-apan kamu Joko, mengejar teman-temanku, mau kau perkosa ya...

GADIS 1 : Ia mau meminta uang kami dengan paksa....

GADIS 2 : Iya Dewi, Joko akan mengobrak-abrik tas kami...

DEWI : Oh begitu ya ? Kau sekarang jadi perampok ya, jadi penipu ya.. lantas, uang seratus ribu yang kau pinjam dariku kemarin, sekarang kemana ?

JOKO SEMPRUL : Sudah habis...

DEWI : Sudah habis kau belikan obat-obatan itu lagi ya ? Teganya kau ini Joko, itu kan uang tabunganku. Katanya mau kau gunakan ke dokter, katanya kamu sudah sembuh dari obat-obatan itu, katanya...(Setelah berhenti sejenak menahan marah dan tangisnya) Ah, sudahlah pacaran kita cukup sampai di sini...

DEWI BERLARI MENINGGALKAN JOKO, KEMUDIAN DISUSUL PARA GADIS TEMAN-TEMANNYA.

JOKO SEMPRUL : (Di puncak kegelisahannya) Gagal ! (Berteriak sekeras-kerasnya) Gagal ! Hancur semuanya... inilah hari kehancuranku, tak dapat uang, tak ada obat, dibenci kawan-kawan, tak diakui orang tua, sudah tidak sekolah... dan... (Terdengar suara sirine polisi) Polisi...

DATANGLAH DUA ORANG POLISI.

POLISI 1 : Anda yang bernama Joko Semprul, anda ditangkap berdasarkan laporan masyarakat, anda dituduh sebagai pengguna obat-obatan terlarang, dan mulai sebagai pencuri, penipu, hingga dianggap meresahkan masyarakat.

POLISI 2 : (Sambil memborgol Joko) Anda punya hak diam, punya hak didampingi pengacara,simpanlah kata-katamu di pengadilan.

JOKO SEMPRUL : Ini adalah titik kehancuranku, aku tak butuh pengadilan, aku tak butuh pengacara, yang kubutuhkan sekarang adalah kuburan, aku sudah tak ada artinya lagi...

POLISI 1 : Tetapi kau harus diadili secara hukum...

JOKO SEMPRUL : Sudahlah, tak usah bertele-tele, tembakkan saja pestol itu ke kepalaku...

POLISI ITU HANYA DIAM SAJA, KEMUDIAN MEMASUKKAN JOKO SEMPRUL KE PENJARA.

JOKO SEMPRUL : Itulah kisah saya, saya jadi gila, saya dipenjara, saya tak punya apa-apa, bahkan sekarangpun saya menjadi yatim piatu karena justru orang tua saya masih ada, karena mereka sama sekali tak mau mengakui saya...

LAGU SEDIH KEMBALI MENGIRINGI KISAH PERJALANAN JOKO SEMPRUL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar